Jumat, 19 Oktober 2012

Sosial Media Marketing , PR 1.0 versus PR 2.0


Media social saat ini hampir secara mendasar mengubah cara sebuah perusahaan berkomunikasi. Berkembangnya Facebook, Twitter, Plurk, blog, youtube dan lainnya memaksa perusahaan meningkatkan cara komunikasi yang semula satu arah dan dua arah menjadi segala arah. Di tengah perkembangan fenomena ini, istilah social media marketing & PR kini muncul di mana-mana. Jawabannya bisa beraneka ragam, karena setiap kepala bisa saja memiliki pengertian masing-masing.

PR social media marketing  adalah program fasilitas dialog dan berbagi konten antara perusahaan, influencer dan pelanggan, dengan menggunakan berbagai media online seperti blog, forum, dll.
Jelas ada perbedaan antara media social dan PR social media marketing. Social Media lebih khusus pada media online yang isi utamanya didominasi oleh publik, bukan oleh karyawan perusahaan pemilik media online tersebut. Contohnya seperti Youtube, Facebook dan Friendster.
Sedangkan PR social media marketing  PR adalah upaya memanfaatkan secara komersial para konsumen atau perusahaan untuk mempromosikan diri mereka melalui berbagai media social. Social Media Marketing and PR adalah sebuah penggabungan public di dunia maya yang pada hakekatnya saling memberi dan menerima informasi. Dasar dari PR social media marketing adalah melibatkan konsumen dalam sebuah percakapan maya yang saling memberikan nilai tambah buat kedua belah pihak, baik konsumen maupun produsen.
Di dunia maya, konsumen bisa mengekspresikan kehendak mereka tanpa tergantung pada mainstream media. Konsumen dapat membentuk komunitas online mereka sendiri, baik berbasis hobi maupun sebuah brand. Mereka juga saling berbagi informasi melalui blog, forum dan media online, sekaligus menjalin network melalui social media seperti Facebook dan Friendster. Bebasnya penyampaian pesan dalam dunia maya antara konsumen, publik, dan perusahaan/brand, membuat posisi konsumen setara dengan produsen dan media. Jadi dengan kata lain kehadiran internet telah mengubah lanskap dunia Public Relation.
Jika sebelumnya para humas lebih banyak bersentuhan dengan media (melalui strategi Media Relations), dengan pemerintah (melalui Goverment Relations) dan sedikit bersentuhan dengan konsumen melalui MarketingPR, maka kini mereka harus bersentuhan langsung dengan publik dan konsumen di dunia maya.
Itu sebabnya, saat ini ada beberapa pertanyaan mendasar yang harus dijawab oleh para praktisi humas. Yaitu bagaimana strategi Public Relations di dunia maya, di tengah perubahan dahsyat ini. Lalu, bagaimana perilaku pengguna Internet dalam berkomunikasi. Dan juga Disiplin ilmu apa yang harus dimiliki seorang PR untuk terjun ke media baru ini agar mampu berinteraksi dengan publik dan konsumen secara langsung.

Di era PR 1.0, pekerjaan seorang PR relatif mudah, mengingat jumlah media di Indonesia tidak banyak. Tapi kini era sudah berubah. Penyampai pesan bukan lagi hanya media mainstream, baik teve, cetak, radio maupun online. Sejak blog mudah dibuat, forum online bertebaran dan social media bertumbuhan, setiap pengguna Internet bisa menjadi penyampai pesan. Misalnya jika mereka tidak suka dengan pengalamannya saat mengonsumsi sebuah produk, mereka dengan mudah menulisnya di blog, Facebook, dan menyebarkannya di forum atau milis. Mereka tidak perlu susah untuk mengirim surat pembaca ke media cetak yang entah kapan dimuatnya. Begitu juga, jika mereka senang dengan sebuah produk, mereka tak akan segan-segan menulisnya di Internet.
Dengan fenomena ini, PR masa kini harus menghadapi publisher baru. Yaitu para blogger, para facebookers, para friensdters, para plukers serta pemilik akun di Web 2.0 lainnya. Mereka adalah para konsumen.
Jadi, PR 2.0 tidaklagi hanya sekadar mengelola bidang jurnalis, tetapi juga mengelola konsumen yang menjadi publisher di dunia maya. Mereka tidak lagi sekadar konsumen, tapi juga publisher dan influencer. Jadi, PR 2.0 jauh lebih rumit dibandingkan PR 1.0.
Menurut saya seorang PR tidak cukup hanya berbekal ilmu kuliah yang sampai saat ini  hanya mengajarkan PR 1.0, tetapi juga harus melengkapi diri dengan pemahaman terhadap perilaku pengguna Internet.

Jadi, jika ada konsumen yang mengeluhkan sebuah produk/layanan perusahaan di blog perusahaan banyak yang berpikir bahwa itu akan menurunkan kredibilitas sebuah perusahaan. Kredibilitas sampai saat ini memang menjadi perhatian banyak perusahaan, termasuk di negara lain, ketika akan masuk ke blog perusahaan. Meski sudah tahu betapa banyaknya manfaat dari membangun blog perusahaan, kebanyakan perusahaan masih takut mendapatkan kecaman, keluhan, atau komentar-komentar negatif yang bisa mencoreng citra perusahaan. Apalagi jika keluhan itu terpampang di blog korporat dan bisa dilhat oleh konsumen yang lain.
Beberapa perusahaan besar memang memiliki aturan ketat yang berhubungan dengan citra perusahaan. Perusahaan seperti ini dilengkapi tim PR (public relations) yang kuat, serta didukung konsultan PR yang piawai menjaga citra perusahaan di mata publik. Setiap informasi perusahaan yang keluar ke publik mesti melewati proses yang ketat. Bahkan siaran pers yang dibagikan ke jurnalis pun melewati proses pembuatan dan persetujuan yang cukup panjang.
Jadi, tidak heran jika perusahaan-perusahaan itu ragu untuk masuk ke ranah online, yang perilaku penggunanya masih sulit ditebak. Meskpun begitu, ada saja yang menjadi pionir yang mulai melirik blog sebagai media komunikasi. Perusahaan besar yang paling awal mengadopsi blog korporat kebanyakan perusahaan teknologi/internet seperti Google, Microsoft, Sun Microsytem, Cisco dan sejenisnya serta perusahaan konsultan strategi/teknologi/internet.

Untuk mengantisipasi hal ini, cara berpikir sebuah perusahaan harus diubah dari yang merasa harus memiliki  citra sempurna, layanan sempurna, produk sempurna  menjadi produk/layanan kami bukanlah sesuatu yang sempurna, tapi kami adalah perusahaan yang mau mendengarkan masukan atau keluhan pelanggan demi peningkatan mutu produk dan layanan kami. Itulah paradigma baru perusahaan yang membangun blog perusahaan dan punya keinginan kuat untuk lebih menghargai konsumen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar